Ketauilah...Ini yang Buat Kalian Semangat Berorganisasi Sosial ; Javanesenessess Tips: How to build a spirit in Social Organization
![]() |
http://taufikmaulanaa.blogspot.co.id |
Hujan menjadi teman di dalam
langkap saya bersama 3 orang sedulur saya di dalam tugas organisasi. Hari ini,
23 November 2016 menjadi langkap awal dalam menjalankan roda keorganisasian
yang sifatnya sosial. Orang jawa menyebutnya dengan istilah “berjuang”.
Percayalah, masyarakat jawa
sangatlah kental sekali dengan organisasi sosial di wilayah Desa. Memang,
organisasi di Desa menjadi ciri khas tentang jiwa “suka ngumpul” atau
berkelompok dalam berbagai kesempatan. Lha, era sekarang ini organisasi sosial
di tingkat masyarakat Desa mengalami penyusutan.
Apalagi, organisasi yang saya
ikuti ini benar-benar murni perjuangan dan muskil bagi saya mengambil
keuntungan secara materi di dalamnya. Namun, dengan semakin sedikitnya mereka
yang aktif dalam organisasi sosial, saya semakin mampu melihat pola sikap dan
perilaku seseorang yang aktif di dalam organisasi sosial.
Dari sini, yuk coba kita pelajari
bareng-bareng apa yang membuat beberapa orang mau semangat dalam berorgani
sosial?
1.
Panggilan hati dan Jiwa (heart calls)
Semangat
untuk ikut dalam organisasi sosial karena munculnya perasaan ingin berguna bagi
orang lain dan memperjuangkan keberadaan orang disekitarnya, dalam hal ini
masyarakat.
Panggilan
jiwa muncul karena adanya perenungan dan perasaan ingin melihat orang lain
bahagia ketika kita ada di dalam kehidupan mereka. Perasaan ini akan membuat
mereka aktif di dalam organisasi sosial dan mampu bertahan di dalamnya.
2.
Merasa tidak tegelan/tegaan (no mercy)
Lur, ketika kamu mendapatkan sebuah amanah sebagai
Ketua di dalam organisasi dan banyak yang ketergantungan dengan kamu, apa yang
akan kamu lakukan? Menghindar?tidak mau tau?menjalankan?
Tidak sedikit organisasi kemasyarakatan itu yang aktif
dikarenakan ada 3 bahkan hanya 1 orang yang aktif. Sepengalaman saya, beberapa
dari mereka mau bekerja keras karena tidak tega dengan anggota yang
menggantungkan kegiatan pada 1 atau 2 orang sja
3.
Penghargaan Positif (positif reinforcement)
Ketika sebuah organisasi berjalan dan menjalankan
berbagai macam kegiatan, secara otomatis akan membangun citra di dalam
masyarakat. Namanya juga desa lur, dikit-dikit pasti di beri “simbol” atau
diamati terus gerak geriknya.
Nah, ketika masyarakat memberikan penilaian positif,
pengurus organisasi akan semakin terdorong untuk selalu aktif di dalam
organisasi. Mereka bahkan mau untuk bersusah payah selalu membangun kegiatan.
4.
Kepercayaan tentang Terbukanya Pintu Rizki (open
fortune)
Lur, inilah keunikan yang benar-benar dijalankan oleh
masyarakat jawa khususnya. Mereka meyakini dan menjalankan tentang prinsip “rejeki
terbuka karena perjuangan ke banyak orang”
Dari sini, mereka akan melihat bahwa kebermanfaatan
diri bagi banyak orang adalah sumber terbukanya pintu rizki. Banyak dari mereka
ketika ada kemudahan mendapatkan rizki “dihubungkan”
dengan keaktifan di dalam berjuang dalam ranah sosial.
5.
Bagian dari Martabat dan Kehormatan (dignity)
Bagi
sebagian pihak, martabat dan kehormatan itu menempel dalam dirinya karena sebuah
perjuangan untuk orang banyak. Lihat saja para kyai yang selalu berjuang bagi murid/santri,
banyak orang akan hormat sekali karena adanya “kewibawaan” yang muncul dari martabat sebagai seorang kyai.
Dari
sinilah, mereka mau untuk aktif dalam rangka membangun citra diri positif
dengan membangun martabat dan harga dirinya. Letak martabat bukan pada
jabatannya di dalam organisasi, tapi bagaimana perilaku mereka di dalam
berorganisasi sosial.
6.
Bagian dari Keluarga (a family)
Masyarakat indonesia, khususnya jawa memiliki
karakteristik sering ngumpul lur. Mereka mulanya sekedar suka ngobrol bareng
dan menjalankan aktifitas bekerjasama. Tidak terkecuali di dalam sebuah
organiasi, perilaku tersebut seringkali terjadi.
Lha lama kelamaan proses ini membuat seseorang merasa
para anggota/pengurus menjadi bagian dari keluarganya, sehingga timbul hubungan
emosinal yang kuat diantara mereka. Ini menjadi salah satu yang membuat mereka
tetap semangat di dalam organisasi.
7.
Dorongan Berprestasi (Prestise)
Wah....nampaknya ikut organisasi sosial juga dianggap
sebagai sebuah prestasi ya lur. Dalam pengamatan dan diskusi saya dengan
temen-temen, ada yang termotivasi untuk bertahan karena ingin membangun
prestasi.
Lho...prestasi kan gak harus diakui, yang penting
bangga ketika melakukan sesuatu dan itu sudah dianggap prestasi. Dia bercerita
bahwa keinginannya adalah membangun UKM di wilayahnya, itulah cita-cita
terbesarnya.
Pada akhirnya,
seseorang yang mampu bertahan di dalam organisasi sosial dikarenakan adanya
sifat “kepahlawanan” di dalam dirinya, yaitu perjuangan bagi orang lain. Dalam
era modern ini, orang semakin individualis dan inilah yang harus kita
minimalisir dengan cara aktif di dalam organisasi.
Piye perasaanmu Lur, ikut organisasi sosial?
Comments