Dari sudut Gedung MWC NU Kec. Srumbung, Nampak
seseorang yang wira-wiri mengambilkan tikar untuk jamaah pengajian. Beberpa
kali terlihat ia mempersilakan jamaah yang hadir, mengatur tempat / shof, dan
membagikan foto copy mujahadah yang nantinya dibaca bersama-sama saat proses
mujahadah. Sebut saja “Simbah”, seorang pemuda berusia sekitar 25 tahun yang aktif
dalam organisasi “ansor”.
Penelusuran saya menemukan bahwasanya dia hanya
berposisi sebagai anggota, akan tetapi ia selalu berperan banyak di dalam
organisasi yang ia ikuti. Posisinya bisa dikatakan vital karena berbagai macam
teknis lapangan sering ia handle sendiri, dan kali ini saya melihat langsung
kiprahnya. Bagi orang dengan pandangan negatif, akan melihat bahwa simbah
kurang memiliki kerjasama di dalam menjalankan tugasnya.
Kerjasama menjadi salah satu aktifitas yang vital di
dalam mempertahankan roda organisasi. Tanpa adanya kerjasama, maka sebuah
organisasi hanya akan ketergantungan pada 1 atau 2 orang untuk menjalankan roda
organisasi. Bayangkan saja, ketika sebuah organisasi dengan memiliki berbagai
macam tugas yang kompleks, akan tetapi hanya dijalankan oleh satu atau 2 orang
saja. Maka, organisasi tersebut hanya tinggal menunggu waktu untuk roboh dan
berhenti di tengah perjalanannya.
Memang, tidak bisa dipungkiri bahwasanya
banyak organisasi yang hanya menggantungkan keberadaannya pada seseorang saja.
Saya berkali-kali menemui organisasi di masyarakat yang seringkali hanya
dijalankan oleh 1 atau 2 orang saja. Yang menarik di dalam hal ini adalah,
kemauan mereka untuk bekerja keras dan menghandle tugas-tugas dari anggotanya.
Yang saya tahu, tidak sedikit organisasi di
Masyarakat, khususnya di desa banyak yang sifatnya adalah berjuang. Organisasi
berjuang ini sifatnya social dan tidak mengejar atau mengutamakan mendapatkan
untung berupa materi.
Dari sinilah hal yang unik dimana mereka-mereka yang mau
merelakan waktu dan mengorbankan kepentingan pribadinya untuk berjuang, mampu
bertahan di dalam menjalankan sebuah organisasi. Salah satu motivasi mereka di
dalam menghandle berbagai macam tugas dari anggota/pengurus lainnya adalah rasa
belas kasih. Berikut ini saya akan menjelaskan dinamikanya secara psikologis.
1. Jiwa berjuang
Mereka mau untuk selalu aktif di dalam
menjalankan tugas-tugas organisasi karena memiliki jiwa perjuangan. Setiap
individu memiliki kadar yang berbeda di dalam jiwa keperjuangan. Hal yang
terpenting dari jiwa berjuang adalah kebermanfaatan bagi orang lain. Tidak
sedikit dari mereka yang percaya bahwa ketika mereka berjuang untuk banyak
orang, maka tuhan akan memberikan dan membukakan rizki bagi mereka.
2. Rasa pakewuh
Nilai atau sikap ini memang khas sekali di
kalangan orang jawa. Kepekewuhan Simbah muncul dari kondisi saat pengajian
banyak para ulama yang kurang diperlakukan sebagaimana mestinya. Tidak hanya
itu, dia merasa bahwa tugas itu harus dijalankan karena itu membawa nama baik
organisasinya. Berikut salah satu petikan kata-kata dia yang saya ingat:
Saya:
Mas, nggak kesel po?
Simbah: Yo piye maneh, rapenak aku. Soale
nggawa jeneng ansor to?liane ra
nandangi yo tak tandangi dewe. Arep akon liane yo gak penak
Posisinya yang hanya anggota tidak enak
jika menyuruh pengurus lainnya di dalam menjalankan tugas waktu itu. Rasa
pakewuh bisa menjadi sumber kekuatan di dalam menjalankan tugasnya, dan
tentunya motivasi ini muncul bukan karena dirinya tapi orang lain.
3. Merasa Organisasi bagian dari dirinya
Bagi sebagian orang yang sudah menghayati
di dalam mengikuti sebuah organisai, ia tidak hanya memiliki prinsip sebagai
bagian dari organisasi. Seseorang seperti simbah punya prinsip “organisasi iku bagian seko ati lan
pikiranku” perkataan tersebut menyentil diri saya yang mencoba untuk
memaknainya secara dalam. Jika kita merasa bahwa kita hanya bagian dari
organisasi, maka hati dan pikiran terkadang merasa terbebani jika tidak
mendapat keuntungan dari organisasi. Kondisi berbeda jika kita menganggap bahwa
organisasi bagian dari diri kita, maka kita akan lebih ikhlas untuk
memperjuangkan sesuatu demi organisasi bukan demi diri kita
Comments