Menjadi
hal yang baru bagi saya sebagai seorang pengurus karang taruna memberikan
outbond bagi ibu-ibu pkk desa. Tepatnya tanggal 19 Desember, saya dan
teman-teman karang taruna memberikan outbond.
Kegiatan
outbond mengkombinasikan antara permainan dan kerjasama, sehingga bertujuan
untuk building team pada setiap permainannya. Outbond kali ini difokuskan
dengan kegiatan menelusuri sungai yang ada di sekitar desa.
Sebelumnya
saya sudah melakukan penulusuran dan pengecekan terhadap sungai yang akan
dilalui oleh peserta nantinya. Sungai tersebut dinamakan sungai batang, dimana
sungai ini berhulu dari Gunung Merapi.
Pada
hari H nya, kegiatan dimulai dengan senam dan pemberian materi tentang posyandu
dan Desa Layak Anak. Maklum... sebelum bermain otak diajak mikir dulu sampai
mumet. Haha...
Sekilas,
outbond di sungai itu terlihat monoton dan biasa-biasa saja. Ya...kalau itu
dilakukan sendirian dan tidak menghayati momen. Pada prakteknya, outbond di
sungai ternyata tak kalah menyenangkan ketimbang outbond di darat/lapangan.
Lha...
berdasarkan pengalaman dan cara pandang saya, ada banyak hal yang bisa diambil,
dipelajari, dihayati dan didalami pada waktu outbond sungai. Cekidot lur.......
1.
Mengingat kembali
masa kecil yang dekat dengan permainan air
Saya yakin, hampir semua
orang mengalami masa kecil dengan permainan air. Sebagai sumber kehidupan, air
juga memberikan kesenangan yang mudah untuk didapatkan.
Berenang...berbasah-basah
dan saling dorong-dorongan ke air menjadi salah satu kearifan permainan
anak-anak, dan itu terulang lagi dengan adanya outbond di sungai.
Outbond di sungai akan
mengingatkan pada masa kecil, sehingga mereka sejenak akan mengalami kesenangan
yang dulu pernah dilewatinya.
2.
Tantangan di usia
yang mungkin sudah berkepala 3
Sungai yang ditelusuri
biasanya akan memiliki karakteristik lingkungan yang cukup menantang. Bebatuan,
air yang sedikit dalam hingga cukup dalam, aliran deras serta licinnya bebatuan
menjadi ciri yang sering ada di lingkungan sungai.
Kondisi tersebut, mungkin
bisa dilalui lebih mudah bagi laki-laki atau anak-anak usia remaja, namun
bagaimana dengan ibu-ibu yang sudah memiliki anak?
Nampaknya, ini menjadi
tantangan tersendiri dan menjadikan pemandangan yang indah karena mereka
kesulitan. Namun, tetap saja dari para ibu-ibu terlihat semangat.
3.
Keusilan diantara
mereka menjadi keindahan tersendiri
Momen untuk saling
menyiram air ke peserta lain seringkali akan terlihat di dalam outbond sungai.
Mereka berusaha agar peserta lain basah kuyub dan memancing terjadinya “perang air”.
Uniknya walaupun diantara
mereka belum pada kenal, tetap saling menyiram air sesama. Ini berarti bahwa
momen tersebut meleburkan identitas diantara mereka dan merasa menjadi satu.
4.
Bisa disambi “momong”
anak bahkan ajang mendidik anak secara langsung
Terlihat beberapa ibu-ibu
membawa anak mereka untuk ikut pada outbond kali ini. Secara alami lur,
anak-anak mereka langsung nyebur dan mandi ke sungai. Para ibupun tidak
khawatir akan hal tersebut.
Nampak para ibupun
terhibur dengan aktifitas sang buah hati ketika nyebur dan berenang-renang di sungai.
Ini juga merupakan pendidikan juga, karena mengajarkan untuk mengenal alam
dengan kearifannya.
Sejenak melupakan mereka
dengan alat-alat digital seperti hp, tablet, dan tv. Permainan dan pengalaman
di sungai ini lebih memberikan kesan yang lebih indah ketimbang alat digital.
5.
Kemesraan bahkan
terlihat diantara mereka ketika seorang ibu mengajak suaminya
Saya sedikit terkesan
dengan salah seorang ibu yang ikut outbond mengajak suaminya. Maklum, suaminya
merupakan perangkat desa dan ikut menjadi panitia.
Lha uniknya, sang suamipun
senantiasa menggandeng istrinya dalam menerjang sungai, melewati bebatuan, dan
menyeberangi arus-arus sungai. Para peserta lainpun menyorak i dengan
terkagum......”cie...yu siti mesra ro bojone” begitu celetuk salah satu
peserta.
Nampaknya, itu menjadi
salah satu momen yang berkesan bagi keduanya karena bisa bermesraan dengan
media yang sederhana. Bisa kita ambil hikmah untuk ibu-ibu yang lain.
6.
Melihat secara
langsung, keindahan di sekitar kita yang tidak pernah kita perhatikan
Karena memang outbond kali
ini untuk menulusuri potensi desa, jadi kegiatan inipun di lakukan di sungai
yang masuk di wilayah desa kami.
Sangat disayangkan dimana
sungai yang kami telusuri jarang terjamah oleh masyarakat sekitar. Hanya
segelintir orang saja, dan mereka bukan untuk menikmati sungai, akan tetapi
mencari pasir.
Dari outbond kali ini,
masyarakat dapat belajar bahwa potensi itu tidak perlu dicari, akan tetapi
disadari. Mereka merasakan kebahagiaan dengan cara yang cukup sederhana dan
tidak memakan biaya yang besar.
7.
Pada akhirnya rasa
syukur menjadi inti pokok dari outbond di sungai
Rasa syukur akan
dihadapkan ketika outbond di sungai di hayati dan berusaha untuk melihat tidak
hanya dengan mata, akan tetapi dengan hati yang jernih.
Lingkungan sekitar yang
masih asri, air yang jernih, ikan yang berenang, suara gumericik air serta
kicauan burung menjadi unsur keindahan alam di wilayah sungai.
Seluruh unsur tersebut
patut disyukuri karena alam ini ada untuk dinikmati, tidak melulu di
eksploitasi. Bahkan nilai-nilai kebersamaan, tolong menolong, serta kerjasama
menjadi poin penting hikmah dari kegiatan outbond.
Comments