Suatu
ketika saya ngobrol dengan seorang teman saya aktif di dalam sebuah komunitas
hijab. Komunitas yang ikuti berdiri di jogja pada tanggal 27 November 2010 yang
dikenal dengan Hijabers Community. Visinya sebagai sebuah
komunitas yaitu dapat mewadahi para muslimah untuk memperluas networking dan
belajar ilmu agama Islam.
Yang membedakan mereka dengan komunitas muslimah
lain, Hijabers Community ini melakukan gerakan dakwah melalui fashion
dan wujud-wujud modernitas yang lain.
Sebagaimana dituliskan dalam blog
resminya (Hijabers Community, 2011). Dan dari waktu ke waktu kegiatannya
semakin beragam, mulai dari pengajian, hijab class, talk show, dan
lain-lain. Sejumlah perempuan berjilbab ini membentuk komunitas bukan
menciptakan eksklusivitas, tetapi menjadi ajang silaturahmi dan berbagi.
Mereka
juga berharap, meski berjilbab masih tetap bisa gaya dan yang penting, sesuai
aturannya (Novitasari, 2014). Beberapa pelaku hijabers yang saya
ajak obrol termotivasi mengikuti komunitas tersebut karena beberapa hal:
1.
Ketertarikan
terhadap sosok pendiri
Sebut saja ngateni, dia
tertarik untuk ikut komunitas hijab karena sosok pendiri yaitu dian pelangi
adalah designer terkenal. Sebelum mengikuti komunitas hijab, ngateni seringkali
menggali informasi tentang seorang dian pelangi.
Waktu itu, sosok tersebut
memang menjadi sorotan perempuan muslimah. Pada akhirnya dia mendapati
informasi bahwasanya dian pelangi membentuk sebuah komunitas hijab di jogja.
Berawal dari sini, ia kemudian mengikuti komunitas yang dibentuk oleh dian
pelangi.
2.
Ketertaikan
dalam dunia fashion
Hijab yang awal mulanya
untuk menutupi aurat, kini dikombinasikan dengan aspek keindahan dan merambah
pada sesuatu yang fashionable.
Ngateni memiliki ketertarikan pada dunia fashion
dan ingin membangun relasi atau hubungan dengan mereka-mereka yang aktif
mengikuti fashion dalam bidang hijab. Ini juga menjadi salah satu motivasi
ngateni dalam mengikuti komunitas hijab.
3.
Kemampuan
merancang pakaian/design
Berbeda lagi teman saya,
sumini yang aktif di komunitas hijab karena memiliki bakat dalam bidang design.
Dia berusaha untuk mengaplikasikan kemampuannya di dalam merancang
design/pakaian.
Bakatnya tersalurkan ketika ia mengikuti komunitas hijab,
karena komunitas hijab juga seringkali
mengadakan event pemilihan perempuan muslimah
4.
Ketertarikan
pada kegiatan
Sebagai sebuah komunitas,
tentulah memiliki berbagai macam kegiatan untuk mencapai visi. Genduk adalah
satu anggota tertarik karena kegiatan komunitas tersebut sangatlah sesuai
dengan hati nuraninya.
Waktu itu dia termotivasi pada kegiatan pemilihan
perempuan muslimah, sehingga pasca menjadi peserta ia tertarik untuk aktif
mengikuti kegiatan komunitas hijab dan menjadi penitianya.
5.
Menjadi
wanita yang Feminim
Mbak Genduk aktif dalam
mengikuti kegiatan komunitas hijab karena menganggap kegiatannya membuat
dirinya merasa menjadi lebih perempuan. Lho kok?
Sebelumnya Mbak Genduk
adalah tipe wanite tomboy dan mengikuti komunitas hijab dijadikan jalan untuk
menjadi wanita yang feminim
Piye perasaanmu?
Rujukan:
Hijabers Community (2016, Juni 16).
About hijabers community. Hijabers Community Blogspot. Diunduh dari http://hijaberscommunity.blogspot.)
Novitasari, Y.F. (2014). Jilbab
sebagai gaya hidup (Studi Fenomenologi Tentang Alasan Perempuan Memakai Jilbab
dan Aktivitas Solo Hijabers Community). Jurnal Prodi Pendidikan Sosiologi
Antropologi FKIP UNS.
Comments