Meskipun Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran, Kehamilan Pranikah Membuat Wanita Memutuskan untuk tetap Melanjutkan Hubungan Ke pernikahan
Fenomena
Kekerasan dalam hubungan biasanya identik dengan rumah tangga atau yang sering
disebut KDRT. Namun, ada fakta bahwa kekerasan dalam hubungan juga bisa terjadi
pada hubungan pacaran.
Dalam
obrolan saya pada 3 klien woman Crisis Centre Rifka Annisa jogja (WCC Rifka
Annisa) menemukan bahwasanya KDRT bisa terjadi sejak hubungan dalam berpacaran. Ketiganya mengalami kehamilan di luar pernikahan.
Uniknya,
mereka yang mengalami kekerasan dari pacarnya, tetap saja melanjutkan
hubungannya pada pernikahan walaupun di dalam keterpaksaan. Kita lihat penyebabnya
berdasarkan hasil obrolan saya dengan mereka:
1. Kegagalan dalam
Pengguguran Kandungan
Terjadinya kehamilan yang
tidak sah merupakan aib bagi mereka dan keluarganya. Kenyataan ini memicu salah
satu diantara mereka untuk melakukan pengguguran kandungan.
Namun, Tuhan menghendaki
lain dimana pengguguran tersebut gagal. Merasa tidak punya pilihan lain, maka
wanita tersebut meminta pacarnya untuk bertanggungjawab menikahinya.
2. Orangtua yang Sudah
pasrah dan meminta keduanya untuk menikah
Orang tua yang awalnya tidak menyetujui hubugan mereka
pun akhirnya tidak ada pilihan lain selain menikahkan keduanya dengan
pertimbangan bahwa usaha menggugurkan kandungan hanya akan menutup dosa dengan
dosa baru.
3. Ketidakinginan nama
baiknya semakin tercoreng jika anaknya tidak ber ayah
Dalam kehidupan masyarakat
kita, anak yang lahir tanpa ayah dianggap sebagai anak haram. Istilah ini
menjadi beban berat apabila orang sekitar menganggap bahwa anaknya adalah anak
haram.
Pertimbangan ini
menjadikan mereka untuk tetap melanjutkan hubungan ke pernikahan, meskipun
dengan rasa cinta yang sudah hilang akibat kekerasan sewaktu pacaran.
4. Desakan dari
masyarakat ataupun pihak yang berwenang di lingkungannya
Salah satu diantara wanita
yang saya ajak obrol mengatakan bahwa dirinya didesak oleh ketua RT/RW karena
peristiwa tersebut menurunkan citra/nama baik wilayahnya.
Adanya desakan ini juga
memicu wanita tersebut untuk segera melaksanakan pernikahan, apabila tidak
ditindaklanjuti, maka akan diurus langsung oleh RT/RW nya.
5. Rasa khawatir dan
takut disebut wanita murahan apabila menikah dengan orang lain
Sebuah posisi yang
dilematis memang, apabila sudah berurusan dengan yang namanya martabat dan
kehormatan dimana jika mempertahankannya menimbulkan risiko yang banyak.
Diakui bahwasanya salah
satu dari mereka menganggap dirinya sudah tidak berharga dan cacat karena sebagai
wanita mau melayani nafsu pacarnya dalam berhubungan seksual.
Perasaan ketidakberhargaan
itu ditambah dengan adanya janin di dalam rahimnya sebagai hasil dari
tindakannya. Apabila pacarnya tidak menikahinya, maka semakin besar rasa
ketidakberharganya.
6. Alasan karier yang
terancam
Fakta menemukan bahwasanya
mempertahankan karir menjadi salah satu alasan untuk tetap melanjutkan hubungan
ke menikah.
Hal ini dijelaskan oleh
salah seorang diantaranya bahwa melanjutkan pernikahan pacar yang menghamilinya
karena ingin menyelamatkan statusnya sebagai pegawai negeri.
Dengan kehamilan di luar
nikahnya saja, ia sudah memperoleh hukuman disiplin penurunan pangkat selama
satu tahun. Apabila nantinya memiliki anak tanpa status perkawinan,
Pemecatanpun bisa terjadi.
7. Tiada Pilihan Lain
Terkadang mereka berpikir
bahwa keputusan untuk melanjutkan ke hubungan pernikahan adalah karena “kepepet”
keadaan yang sangat membebani.
Pengguguran, percobaan
bunuh diri menjadi alternatif cara yang pernah dilakukan. Pada akhirnya,
pilihan tersebut justru membuat keadaan diri semakin hina. Pernikahan adalah
solusi yang terbaik, terlepas dari apa yang akan terjadi kelak.
8. Masih adanya
Pengharapan untuk kehidupan yang baik
Meskipun mengalami kekerasan
selama dalam berpacaran, sampai terjadinya kehamilan, namun mereka tetap tiada
putus asa dalam berharap.
Perasaan positif itu
membuat mereka mempertahankan hubungan hingga jenjang pernikahan. Kesabaran
yang mereka miliki mampu mengantarkan untuk tetap kuat menerima kenyataan.
Begitulah lur, sedikit pengalaman yang aku dapatkan
dari obrolan dengan mereka. Semoga jadi pembelajaran buat kalian...amiin
Comments