KENAPA BISNIS MEMBUAT KUE??
Saya
mengambil contoh di Desa saya, Masyarakat desa Kradenan mayoritas bekerja dibidang
pertanian dan perkebunan. Dari hasil pengamatan terhadap lingkungan sekitar,
mayoritas mereka menanam tanaman salak.
mayoritas mereka menanam tanaman salak.
Hampir
setiap keluarga menanam salak dan menjadi penghasilan utama mereka. Fakta ini
menunjukkan bahwa masyarakat masih sangat bergantung hidupnya pada penghasilan
dari perkebunan.
Permasalahan
yang muncul dengan semakin padatnya penduduk adalah menipisnya lahan
perkebunan. Fenomena ini kedepannya dapat mengancam pekerjaan utama dari
masyarakat desa kradenan. Bagi mereka yang memiliki lahan tipis, mau tidak mau
harus siap dengan tantangan penipisan lahan.
Fakta
lapangan juga menemukan bahwa tidak sedikit dari keluarga muda yang bekerja
hanya ikut membantu orangtuanya dalam mengelola perkebunan salak, sehingga
hasilnya harus dibagi. Permasalahan ini mungkin kecil, akan tetapi apabila
tidak ada opsi pekerjaan lain, maka penghasilan yang didapat berpotensi tidak
cukup untuk menghidupi keluarga.
Masyarakat
yang sadar akan lahan mereka yang terbatas sudah mulai beralih dengan
berwiraswasta dalam berbagai macam bidang seperti peternakan, perikanan, dan
ukm kecil. Awal mulanya orangtua mereka bekerja sebagai petani, akan tetapi
karena orangtaunya memiliki anak lebih dari 1, maka lahan harus dibagi.
Sebut
saja, mas tanto yang awal mulanya bekerja menjadi buruh mencangkul salak, kini
beralih menjadi penjual kue yang ia bikin sendiri. Bersama dengan istrinya, dia
membuat kue bersama dan saling belajar berinovasi.
APA YANG PERLU DIBAHAS?
1.
Proses
peralihan menuju pembuat kue
2.
Langkah
awal memulai bisnis membuat kue
3.
Modal
yang harus dibutuhkan
4.
Perkiraan
Keuntungan
5.
Potensi
pengembangan
MARI KITA BAHAS
1. Proses
Peralihan Menuju Pembuatan Kue
Dari berbagai obrolan saya dengan para pembuat kue di
sekitar saya
menemukan ada faktor internal dan eksternal di dalam membangkitkan
motivasi membuat kue.
a.
Internal
Beberapa
dari mereka memiliki keahlian karena pernah membuat kue sederhana dan mencoba
untuk berinovasi. Ada juga dari mereka karena kepepet dengan hasil
pertanian/perkebunan yang tidak memungkinkan.
Adanya
keinginan untuk mencoba hal baru dan kesiapan mengambil risiko juga menjadi
salah satu pertimbangan mereka dalam mencoba bisnis kue.
b.
eksternal
selain
faktor internal, ada faktor eksternal yang cukup berperan dalam mendorong
keinginan mereka berbisnis kue. Salah satu tetangga saya bercerita bahwa ia
tertarik karena didorong oleh istri yang pandai membuat kue.
Ada
juga dari mereka tertarik karena cerita dari teman-temannya yang sudah terjun
di dalam bisnis pembuatan kue. Faktor media sosial juga turut berpengaruh di
dalam hal ini, seperti pemberitaan tentnag bisnis ini.
2. Langkah
awal
a.
Keberanian
mengambil risiko
Nilai
atau sikap ini penting baik dalam bisnis apapun, tidak terkecuali pembuatan
kue. Hal yang menarik yang saya temukan adalah, mereka mempercayai kemampuan “nekat”
di dalam dirinya.
Kenekatan
ini untuk meyakinkan diri mereka ketika terlalu banyak pertimbangan di dalam
memulai bisnis, antara ya atau tidak. Permasalahan lain seperti cara membuat
kue, pemasaran, modal, relasi, serta kebutuhan lain bagi mereka hanyalah
masalah teknis.
Mereka
menganggap bahwa yang paling penting adalah “berani atau tidak”. Dapat dilihat
dari sini bahwa masyarakat desa memang memiliki ciri khas yaitu langsung hajar
/ eksekusi, ketimbang mempertimbangkan sangat jauh
b.
Melihat
Peluang
Pemasaran
salah satu hal teknis yang perlu dicermati dalam hal melihat peluang. Beberapa
hal yang berada di dalam teknis mengamati peluang adalah minat masyarakat,
keberhasilan produksi, keberhasilan menjalin hubungan, inovasi, dll.
c.
Keterampilan
Meskipun
teknis bagi beberapa para pembuat kue tidak terlalu dipikirkan, namun tetap
saja itu menjadi bahan untuk dipertimbangkan cukup matang.
Keberhasilan
itu juga tidak lepas dari tangan-tangan yang siap berkreasi membangun hal yang
baru. Meskipun begitu, seiring berjalannya waktu keterampilan ini akan di dapat
melalu trial dan error.
d.
Kesiapan
modal
Dalam
berbisnis, perputaran modal apabila tidak diperhitungkan maka bisa menjadi
modal madul, yang akhirnya seluruh penghasilan hanya untuk pengembangan usaha. Modal
apa saja secara finansial yang harus dibutuhkan?
3. Perkiraan
Keuntungan
4. Potensi
pengembangan
a.
Pemberdayaan
masyarakat sekitar
b.
Pembelajaran
ke masyarakat / contoh langsung
c.
Mengurangi
ketergantungan pada bidang pertanian/perkebunan
d.
Kerjasama
dengan dinas terkait
Comments