Latar
Belakang Masalah
Sebagai masyarakat yang
tinggal di daerah pedesaan, tentunya akan selalu erat kaitannya dengan
pekerjaan di bidang pertanian. Ketika dulur-dulur mengetikkan keyword “desa” di
google gambar, maka akan nampak foto pertanian di Desa.
Seluruh foto tersebut
identik dengan pertanian padi yang ijo royo-royo, karena hijau memang lambang
dari kehidupan sebagai ikon Desa. Dari sini maka dapat ditarik kesimpulan
sementara bahwasanya masyarakat pedesaan simbol pertaniannya berupa tanaman
padi.
Perlu diketahui,
bahwasanya pekerjaan di Desa hampir selalu terkait satu sama lain dan memiliki
peluang untuk masuk dari berbagai macam bidang. Sebagai contoh pekerjaan petani
padi, maka akan menghadapi proses yang tidaklah sedikit.
Fakta menemukan bahwasanya
dari proses menanam, pemotongan, perontokan, hingga penggilingan membutuhkan
orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Nah, sebagian besar mereka adalah
orang yang tinggal di sekitar wilayahnya.
Hasil dari obrolan saya
pada beberapa petani menemukan bahwasanya dari berbagai macam proses penanaman
hingga penggilingan, memiliki kesulitan dan kerepotan berbeda-beda. Kerepotan
ini tidaklah bisa dihindari, sehingga harus dihadapi dengan berbagai macam
metode yang bervariasi.
Saya tertarik pada salah
satu proses tentang perontokan padi yang memiliki kerepotan yang cukup banyak.
Hasil dari pengamatan langsung menunjukkan bahwa perontokan padi ini memakan
biaya yang cukup besar, waktu lama, dan ketelitian tinggi.
Masyarakatpun memiliki
variasi metode dalam merontokkan padi. Ada yang dalam bentuk, :
- Perontok papan kayu
- Perontok padi manual (kayuh)
- Perontokan model ngiles
c
Terdapat
kekurangan dalam menggunakan ketiga metode di atas, waktu yang lama, hasil yang
didapatkan, efektifitas, dan biaya sumber daya yang dibutuhkan.
Merujuk
dari berbagai macam kendala di atas, maka bagi masyarakat yang tinggal di Desa
berpeluang untuk bisa menjual jasa kepada para petani padi, yaitu dengan
menggunakan mesin tleser.
Apa saja yang perlu dibahas?
1.
Peluang bekerja di dalam perontokan padi
2.
Pengertian tleser
3.
Langkah awal
4.
Rute perjalanan
5.
Keuntungan
6.
Cara publikasi
7.
Kendala dan hambatan
8.
Sikap kejawaan yang perlu dibangun
Pembahasan
1.
Perontokan padi dan peluang
Tahap yang bertujuan melepaskan gabah dari
tangkai malainya. Hasil dari perontokan ini disebut biji gabah. Lha proses ini
ada yang sifatnya hanya menggunakan tenaga manusia, dan ada yang menggunakan
tenaga bantu / menggunakan alat.
Pengamatan menemukan bahwasanya tidak
sedikit masyarakat yang masih menggunakan tenaga bantuan manusia secara penuh,a
atau yang disebut sebagai ngiles.
Mereka yang ngiles ini disebut
sebagai bawon.
Bagi mereka yang memiliki modal, dapat
melihat ini sebagai peluang untuk masuk di dalamnya. Media alat baik
tradisional ataupun modern dapat digunakan di dalam proses ini. Dalam hal ini,
mesin tleser bisa menjadi penyewaan yang baik.
2.
Tleser
Alat
modern yang digunakan di dalam perontokan padi salah satunya
adalah tleser.
Tleser bisa dikemudikan di jalan sehingga menjadi peluang
untuk menjual jasa
perontokan gabah.
3.
Langkah Awal dan Hal yang perlu
dipertimbangkan
- Pembelian alat
Harga dari tleser terbilang mahal bagi
kalangan menengah ke bawah, maka diperlukan pertimbangan yang matang untuk siap
investasi dalam pembelian alat. Harga alat sekitar 10 juta hingga 30 jutaan.
- · Kondisi Pertanian sekitar
Mesin tleser ini tidak ada plat nomernya
jadi tidak mungkin memiliki bpkb. Hehehe....Nah ini mengakibatkan bahwa
pengoperasian tleser hanya bisa pada lingkup yang terbatas.
Dulur-dulur kudu siap dengan estimasi
wilayah yang bisa dijangkau, yang tidak melewati jalan raya. Bisa-bisa nanti
ditilang polisi jika melalui jalur tersebut. Perlu untuk di pelajari dulu
secara menyeluruh tentang ruang lingkupnya, dilihat mayoritas pertanian padi di
1 kecamatan.
Fokus pada lingkup 1 kecamatan saja, yang
tidak melewati jalan raya. Amati selama 2 tahun terakhir, para petani menurun
atau tidak di Desa-desa. Bilamana perlu hubungi kepala Desa setempat untuk
meminta informasi/data tentang pertaniannya.
· Persaingan
kerja
Dulur akan mendapatkan peluang yang bagus
apabila wilayah sekitar masih menggunakan alat sederhana di dalam merontokkan
padi. Namun, tidak berarti mundur jika sudah ada orang lain yang telah terjun
di bidang per-tleseran.
Cari informasi sebaik mungkin / sampel saja
keluhan masyarakat tentang tleser yang sudah ada selama ini. Saya menemukan
bahwasanya Banyak tleser yang kurang disiplin. Jamnya selalu molor, meskipun
sudah dipesan.
Beberapa dari mereka bercerita, apabila
sudah ada yang pesan dahulu, terkadang pada waktu perjalanan sering dicegat
secara mendadak oleh warga yang ingin menyewa jasa perontokan padi.
Para pemilik tleserpun tidak serta merta
menolak secara tegas, mengingat banyak dari mereka juga langganannya. Rasa
inilah yang dalam istilah jawanya “pakewuh”. Ya mau gimana lagi, pakewuh
mengalahkan banyak hal.
Maka, dari sinilah dulur tetap harus maju
meskipun persaingan ketat. Solusinya adalah pada manajemen kedepannya ketika
menghadapi pelanggan yang sudah berlengganan lama.
- · Jangka balik modal
Mengingat modal yang banyak dan hasil yang
didapat dari sedikit, maka dipertimbangkan pula sebaik mungkin. Dalam artian
baik adalah, dulur mencari informasi dulu tentang metode dan model penyewaan.
Hitungannya apakah per kilo, atau per jam,
ataukah ukuran-ukuran lain yang diperkirakan dapat menguntungkan dari penyedia
serta pengguna.
Dalam hal ini, pribadi yang tlaten, gemi,
titi dan ngopeni barang kecil menjadi kunci dari keberhasilan. Jangan terlalu
membayangkan hasil yang muluk, walaupun sudah keluar modal yang banyak. Intinya
adalah “asal jalan”
- · Musim panen
Nah ini lur, kudu siap dengan rotasi
perpanenan. Tidak setiap hari masyarakat panen padi. Yang perlu diwaspadai juga
adalah pertanian selain padi di wilayah dulur ada berapa macam. Apabila mereka
pokoknya adalah padi, maka ini menguatkan peluang kalian.
Dulur harus siap pada masa dimana tidak ada
orderan, karena masyarakat sedang pada musim tanam padi. Para petani tentunya
sudah paham tentang musim tanam padi, karena kaitannya dengan musim yang alami.
Dampak yang harus didapat adalah ada panen
raya, yang membuat permintaan meningkat dan ada masa “paceklik” tidak ada
orderan. Kalau dulur mampu, jadikan ini sebagai pertimbangan.
- Mempelajari cara kerja
Meskipun sederhana jika dilihat videonya,
namun tetap juga harus dipelajari terutama cara yang tepat di dalam merawat
mesin, dll.
4.
Rute Perjalanan
Kaitannya
dengan wilayah yang akan dijangkau dulur-dulur. Perlu diamati dan dihafalkan
rute-rute mana saja yang cocok untuk dijangkau. Dilihat pula apakah di desa
tersebut sudah ada mesin lain ataukah belum.
Ini
patut dipertimbangkan mengingat modalnya juga cukup besar, maka rute menjadi
tolak ukur kematangan dalam mengambil keputusan. Saya sarankan rute lebih baik
di wilayah yang dekat dulu, yang sudah dulur kenali.
5.
Keuntungan
Saya
mengobrol dengan salah 1 penjual jasa tleser di kecamatan ngluar kabupaten
magelang, sebut saja mas yanto. Dia bercerita bahwa balik modal dibutukan waktu
sekitar 3 tahun
Modal
awal : 25.000.000
Penggelingian
per kwintal Rp 20.000,-
Rata-rata
berat gabah tiap panen Rp
Rata-rata
panenan padi 10 Kwintal = 10 x 20.000 = 200.000 / hari
Rata-rata
pelanggan per hari minimal 4 pelanggan, maka 200.000 x 2 = 800.000
Dalam
setahun biasanya ada masa sepi paling gak selama 3 bulan jika dihitung total,
maka
800.000
x 9 = 7.200.000 / tahun (minimal)
Estimasi
balik modal = 25.000.000 / 7.200.000 (3 tahunan)
Hitungan
di atas adalah hitungan kasar, karena mas yanto juga bercerita bahwa
teman-temannya selaku penyedia jasa tleser ada yang bisa balik modal antara 1
s.d 2 tahun
6.
Sasaran dan Cara Publikasi
Mereka
yang menyewa tleser biasanya dari kalangan menengah ke bawah, maka kreatifitas
teknologi dan publikasi tidaklah terlalu penting. Masyarakat desa lebih percaya
pada “gethok tular”, atau informasi menyebar dari mulut ke mulut.
Yang
penting, dulur memiliki HP yang bisa dihubungi selalu. Untuk awalnya
publikasinya dengan model “jemput bola”, menghubungi para petani padi dan
ditawari jasa perontokan padi dulur.
Dalam
memberikan penawaran hindari perkataan yagn terlalu “muluk” atau terlalu
memberikan janji tinggi.
7.
Sikap Kejawaan yang Perlu dibangun
a.
Tlaten, gemi, dan sabar
Modal yang banyak dengan hasil yang
benar-benar dari sedikit menjadi ujian dulur di dalam menjalankan bisnis ini.
Maka apapun kondisinya, sikap ini harus dimunculkan dalam diri dulur.
b.
Ngemong
Saya melihat bahwasanya sikap ngemong ini
menjadi salah satu cara untuk membuat mereka nyaman. Tidak sak klek / kaku
terhadap harga, bukan berarti harus diubah-ubah patokannya. Namun, jika
memungkinkan bisa dilakukan negosiasi
c.
Kekeluargaan
Ada hubungan baik terhadap pelanggan dengan
saling ngobrol kesana kemari ketika pekerjaan sudah selesai. Di desa peran dari
hubungan kekeluargaan ini sangatlah penting agar pelanggan tidak lari.
d.
Opo anane /apa adanya
Hasil tleseran yang mungkin kurang baik, maka tidaklah
perlu membela diri dan menyalahkan apapun. Tidak membandingkan dengan pebisnis
lain, dan tentunya jangan menggombal.
Comments