Kebutuhan akan internet yang
meningkat seiring berjalannya waktu, membuat saya mencoba bisnis di bidang
Wifi atau sebutan kerennya rt/rw net. Kegiatan yang saya lakukan adalah
mencari pelanggan yang mau untuk mengambil internet dari tempat saya.
Meskipun ini bisnis, selama saya
berjalan di dalamnya ternyata tidak bisa “sak klek” atau kaku terhadap tujuan
ekonomi. Sikap kekeluargaan sangat diperlukan dalam bidang ini dalam rangka
membuat pelanggan nyaman. Saya akan bagikan, sikap kekeluargaan apa saja yang bisa
dilakukan dalam bisnis ini:
1. Menganggap pelanggan sebagai
sedulur, sehingga ketika mau mengambil keputusan apapun mempertimbangkan rasa
belas kasihan. Mungkin sikap ini tidak professional di kalangan manusia, namun
bisnis gak harus selalu professional kan?? Dan professional itu ada tempatnya
masing-masing.
2. Siap mendengarkan keluhan, meskipun
belum tentu kita mampu memberikan jalan keluar. Selama ini saya kurang ahli
dalam setting internet, namun ternyata mendengarkan keluh kesah mereka dan
selalu disiplin untuk mengecek internet sangatlah penting. Kita ndak harus bisa
menyelesaikan problem waktu itu pula, tapi setidaknya kedatangan dan kesiapan
kita mendengar keluh kesah menjadi salah satu faktor penting untuk membuat
mereka lega.
3. Membangun keterbukaan dan kejujuran,
nah ini sepengalamanku menjadi salah satu daya tarik. Kebanyakan para pebisnis
internet kurang peka dan kurang mau berbagi ilmu, alasannya pun bervariasi.
Beberapa dari mereka menganggap itu tidak penting, privasi, dan bahaya jika
ditularkan.
4. Pembicaraan tidak melulu membahas
tentang kepentingan. Sebagai pebisnis di dalam bidang internet, pelanggan
cenderung hanya sekedar pemakai dan tidak ingin tau terlalu jauh dalam hal
internet. Apabila kita membahas topik tentang internet, maka cenderung
pembicaraan tidak akan nyambung.
Posisi
ktidaknyambungan dalam pembicaraan membuat hubungan akrab kurang terjalin,
karena akan ada sekat berupa yang tahu dan yang tidak tahu. Cara terbaik yang
dilakukan adalah mencoba membahas sesuatu tentang topik pembicaraan lain yang
sekiranya pelanggan paham
5. Jangan sampai pelanggan yang harus
membayar ke tempat kita, kecuali jika “kepepet”. Ini penting, khususnya dalam
membangun rasa “pakewuh” atau rasa tidak enak mereka terhadap kita. Kalau kita
yang selalu mendatangi mereka untuk membayar tagihan, lama kelamaan mereka juga
akan merasa tidak enak sendiri.
Namun,
jangan hanya menagih saja karena harus ada sikap yang seolah kita selalu siap
untuk dikritik. Tanyakan kepada pelanggan apa kekurangannya dan apa harapannya
ke depan terhadap kita sebagai penyedia internet.
Comments