Dalam artikel saya
sebelumnya lur, ada salah satu sisi negatif dalam dunia sekolah yang
diakibatkan karena kecanduan game
online. Perlu dulur-dulurku pahami, kecanduan game online rata-rata diduduki oleh mereka yang berada pada masa sekolah.
online. Perlu dulur-dulurku pahami, kecanduan game online rata-rata diduduki oleh mereka yang berada pada masa sekolah.
Greenfield
(1999) melakukan survei kepada 17,251 pengguna internet dan 6% sesuai dengan
profil kecanduan internet serta prevalensi lebih tinggi ditemukan pada populasi
siswa dan mahasiswa dari pada populasi umum.
Tidak bisa dipungkiri
bahwasanya masa remaja memang menjadi masa pencarian terhadap “kenyamanan” dan
“kesenangan” di dalam menempuh jati diri / identitasnya. Banyak dari mereka
yang mendapatkan perasaan itu ketika mereka berada di dalam dunia internet. Sayangnya,
tidak sedikit dari mereka yang bermain game online menjadi kecanduan. Berikut
ini saya akan menguraikan dampak negatifnya terhadap sekolah / akademik :
1.
Prestasi Menurun
Mami dan Hatam-Zad (2014) meneliti hubungan antara
kecanduan internet dengan keterampilan sosial dan prestasi sekolah pada 320 orang
siswa SMA. Hasil penelitian mereka menemukan bahwa kecanduan internet mengakibatkan
menurunnya prestasi anak.
Menurunnya prestasi memang diakibatkan oleh banyaknya
waktu anak untuk bermain internet. Dalam ilmu psikologi, penggunaan waktu untuk
aktifitas berlebihan yang tidak penting termasuk perilaku konsumtif. Anak akan
selalu berfokus mengkonsumsi hiburan game online
2.
Keterampilan berkurang
Penelitian lebih baru yang dilakukan oleh Nugraini (2015)
menemukan bahwa terdapat hubungan antara kecanduan internet dengan
keterampilan. Ini dikarenakan, otak mereka jarang digunakan untuk aktifitas
luar yang menuntut kemampuan berpikir.
Aktifitas mereka yang tertutup di depan komputer
membuat mereka jarang untuk melakukan aktifitas lain yang menggerakkan tubuh
dan pikiran. Jangka panjangnya, anak menjadi kurang ter asah motorik tubuh mereka dan daya pikirannya.
3.
Kurang Semngat Sekolah
Ketidaksemangatan muncul karena sekolah menjadi tempat
yang harus menggunakan pikiran ekstra untuk menjalankannya. Pelajaran
berhitung, menulis, membaca, memahami, bahkan menganalisis suatu masalah
membutuhkan daya konsentrasi yang tinggi.
Anak dengan kecanduan game online tidak terlatih untuk
itu, karena fokus mereka adalah pada hiburan game. Maka ketika dihadapkan pada
suatu kegiatan yang membosankan mereka tidak mampu dan enggan menjalankannya.
Sekolah menjadi kegiatan yang tidak menarik.
4.
Korupsi Biaya Sekolah
Lha.....judulnya ini lur. Main game online membutuhkan
biaya yang mungkin tidak terlalu banyak, akan tetapi menumpuk jika sudah
kecanduan. Hitung saja konsumsi waktu untuk main game dan kalikan per jamnya
misal 3000.
Anak dengan kecanduan game online menghabiskan waktu
efektif 40 s/d 80 jam per minggu (Young &Abreu, 2011). Pengamatan Saya di
sekitaran warnet muntilan menemukan bahwa mereka yang bermain game online tidak
sedikit masih berseragam dan berusia remaja.
Hal tersebut
menunjukkan bahwa mereka untuk bermain game online masih memakai uang orangtua,
apabila habis maka bisa muncul perilaku “ngorupsi” uang SPP. Ini berdasarkan
pengalaman saya dan teman saya :D
5.
Bolos Sekolah
Dalam permainan game online, seseorang akan berpikir
caranya naik level atau mengejar target. Padahal persaingan di dalam game
online sangatlah kuat, maka dibutuhkan waktu ekstra untuk memenuhi keinginan
tersebut.
Mereka yang masih sekolah, akan tersita banyak waktunya
di sekolah. Situasi ini memicu beberapa anak untuk tidak mengikuti pelajaran
demi mengejar keinginan mereka. Teman sayapun yang hobby main PB mengalami itu
6.
Tidak Berpikir tentang
Cita-cita
Untuk apa cita-cita jika di dalam otak para pecandu
game online sudah berpikir mencari uang dari game online. Awal mula bermain
game online memang untuk hiburan, tetapi seiring waktu, pemikiran itu dapat berubah.
Mereka berpikir untuk mencari uang dengan berbagai macam cara lewat game
online.
Tidak sedikit dari mereka menjadi joki karakter/game,
ada yang menjual chit/cara curang, dll. Otak mereka akan berfokus pada bisnis
melalui hobby mereka di game online. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketika
masih remaja pemikirannya belum sampai itu.
Namun, secara psikologis ketika anak sudah terjun di
dalam game online, rasa ketertarikan pada cita-cita menjadi pudar. Nah ini lur,
jangka panjangnya adalah tidak semangat belajar dalam menggapai cita-cita.
7.
Kurang Menikmati Hubungan
dengan Teman Sekolah
Perlu kalian tahu lur, bahwa para gamers banyak yang
menjalin hubungan aktif hanya pada sesama gamers. Komunikasi mereka tentunya
akan lebih nyambung pada teman yang memiliki minat yang sama. Bahkan pertemanan
mereka seringkali terorganisasi menjadi sebuah komunitas atau grup.
AydÕna dan SarÕb (2011) menemukan bahwa mereka yang
kecanduan game online, cenderung memiliki adaptasi dan ketrampilan sosial yang serta
tingkat kecemasan interaksi sosial yang tinggi. Biasanya lur, mereka tidak
menemukan kenyamanan berhubungan dengan orang yang tidak sesuai minat/hobby.
Pada akhirnya, kecanduan
game online memang berdampak pada banyak aspek kehidupan dalam hal ini dunia
akademis. Jika kamu mengalami penurunan kualitas dalam persekolahan karena game
online,
Rujukan:
AydÕna,
B., & SarÕb, S. V. (2011). Internet addiction among adolescents: The role
of selfesteem.Procedia Social and Behavioral Sciences, 15, 3500–3505.
Greenfield,
D. N. (1999). Psychological characteristics of compulsive internet use: A
preliminary
analysis. CyberPsychology & Behavior, 2(5), 403–412.
Mami,
S., & Hatami-Zad, A. (2014). Investigating the effect of internet addiction
on social skills and in high school students achievement. International
Journal of Social Science & Education, 4(Special Issue), 56-61.
Nugraini,
Indah. (2015). Keterampilan sosial sebagai mediator antara hubungan kecanduan
internet
dan kesejahteraan psikologis pada remaja. Skripsi.
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Young,
K. S. & Abreu, C.N. (2011). Internet addiction: A handbook and guide to
evaluation.
New
Jersey.: John Wiley & Sons
Comments