Kualitas pelayanan berperan inti dalam membangun kepercayaan konsumen terhadap bisnis RT RW Net lho. Logika simpelnya,
ketika kalian berhasil membangun pelayanan yang bermutu, maka pelanggan akan puas terhadap jasa kalian.
Pada awalnya, para calon pelanggan mungkin tertarik dengan ceritamu tentang enaknya punya wifi sendiri. Sambil menyimak setiap cerita kalian, mereka juga akan membayangkan dan mulai membandingkan dengan media internet lain, ntah itu kuota, warnet, modem, dll.
Lha, ketika mereka tertarik dan mau pasang wifi dari kalian, maka tantangan selanjutnya yang tidak bisa dihindari adalah kualitas produk dan pelayanan RT RW Net mu. Dalam hal ini saya akan membahas lebih rinci tentang kualitas pelayanan. Apa itu kualitas pelayanan?
Dalam bahasa sederhana, kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Maksud Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang kalian berikan.
Pada paragraf tersebut, saya mempertebal kata "harapan", karena kunci dalam pelayanan adalah pemenuhan terhadap harapan mereka. Lha kalian harus tau, agar harapan dari para pelanggan wifimu tidak berlebihan, maka di awal pemasaranmu ke mereka jangan sampai memberikan janji-janji yang terlalu tinggi atau muluk-muluk. Cukuplah kalian bercerita tentang internetmu yang lancar.
Artikel yang saya tulis merupakan kombinasi dari pengalaman pribadi, pengalaman teman-teman seperjuangan, serta berbagai macam teori yang mendukung. OK!! Dari sini mari kita bahas, pelayanan seperti apakah yang berkualitas untuk pelanggan wifimu:
1. Ketepatan Pengerjaan
Yang paling awal harus kalian perhatikan adalah calon pelanggan wifi mu akan selalu membangun konsep penilaian terhadap "karakter" kamu. Calon pelanggan yang sudah deal akan pasang Wifi dari kamu, biasanya akan menanyakan tentang "waktu pemasangan". Berhati hatilah, mulai dari sini pelayanan kamu sudah akan dinilai oleh mereka.
Jikalau dalam pra pemasangan mereka sudah memiliki konsep penilaian negatif terhadap wifimu, maka pada perjalannya akan sulit sembuh lho. Maka dari itu Gunakan perhitungan waktu yang tepat untuk memberikan janji. Perlu dilihat kondisi usaha wifimu, apakah ada pelangganmu yang sedang dalam masa pembenahan, adakah calon pelanggan lain yang antri, atau adakah kesibukan-kesibukan lain yang sedang kalian kerjakan
Sedikit hal tersebut perlu dipertimbangkan dan dihitung, agar kalian tidak buru-buru membuat janji pemasangan. Oh iya lupa, pertimbangan penting lain adalah ketersediaan alat kebutuhan, biasanya yang paling sulit antena, apalagi akhir tahun. haha....
2. Kemudahan Akses dan komunikasi
Saya memiliki teman yang juga menggeluti usaha wifi rt rw net, dimana beberapa pelanggannya saya kenal cukup akrab. Diantara mereka saya tanyakan tentang akses atau komunikasinya dengan penyedia wifi.
Mereka mengeluh tentang sulitnya menghubungi penyedia wifi ketika ada troubel. Seringkali di WA, Inbox, sms tidaklah dibalas. Pelanggan seringkali hanya menunggu jawaban dari kalian ketika memang ada troubel, atau butuh kejelasan terkait wifi mu. Jikalau kalian sulit dihubungi, maka mereka akan membangun penilaian negatif terhadap kalian lho.
3. Keterbukaan dan Kejujuran
Troubel wifi itu pasti terjadi, dan kalian harus menganggap ini sebagai tantangan. JAngan sampai punya makna bahwa troubel wifi itu sebagai musibah dan beban. Dalam ilmu psikologi, tantangan itu merupakan makna positif yang dapat membangun semangat juang untuk mengadapinya.
Tidak semua pelanggan mengerti akan bahasa internet, sehingga ketika ada troubel berusahalah untuk jujur akan tetapi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka. Misal troubel terjadi karena mikrotik mati, ceritakan ke mereka bahwa alat utama dalam pembagi kecepatan sedang mati.
Ini dilakukan agar mereka bisa menangkap dan mampu melogika alasan-alasan kalian. Pengetahuan akan bahasa pelanggan merupakan kepekaan yang tidaklah mudah untuk didapat, sehingga bangunlah komunikasi dengan mereka agar tahu seberapa banyak pengetahuan mereka tentang istilah-istilah internet.
Namun, kejujuran dan keterbukaan perlu dibatasi kepada pelanggan. Yang seperti apa kira-kira??
Kejujuran dan keterbukaan yang harus kalian batasi adalah yang dapat membangun persepsi atau penilaian negatif terhadap diri kalian. Apa saja penilaian negatif terkait hal ini?? contoh; ketika ada troubel wifi kalian belum bisa mengerjakan karena sibuk di urusan lain, maka jangan sampai pelanggan tahu kesibukan kalian. Jika mereka tahu kalian belum bisa mengerjakan karena sibuk, maka mereka akan menganggap kalian itu "menyepelakan" mereka.
LHooo....ga gampang bro menghadapi pelanggan itu. Kalian bisa jawab bahwa pengerjaan terhadap troubel sedang diusahakan, mengenai kapan jadinya belum bisa diketahui. Cukup jawaban sederhana, akan tetapi mengena dan mudah dimengerti.
4. Hubungan dengan pelanggan
Beruntunglah bagi kalian yang pelanggannya mayoritas adalah orang terdekatmu, seperti tetangga, saudara, sahabat, teman, bahkan pacar. Kalian tidak perlu susah payah membangun hubungan dari awal karena sudah terjadi sebelum menggunakan jasa wifimu.
Tantangan muncul ketika pelangganmu adalah orang yang baru kalian kenal. Butuh ekstra waktu untuk membangun hubungan dengan mereka. Bagi sebagain pebisnis, membangun relasi dekat itu tidak terlalu penting. Namun bagi saya sendiri, penting tidak penting itu situasional.
Ukuran simpelnya adalah nyaman atau tidaknya pelanggan jika kita dekat sama mereka. Jika saya sebutkan faktor situasionalnya jadi sangat panjang, namun output yang menentukan kita harus dekat atau tidaknya dengan pelanggan adalah pelanggan nyaman atau membutuhkan hal itu atau tidak. Caranya untuk tahu, kembali lagi pada kepekaan rasa kalian sendiri
Saya sendiri dengan klien pilah-pilah, mana yang harus dekat mana yang tidak. Pelanggan ke instansi seperti sekolah-sekolah, kecamatan, atau dinas lain tidaklah perlu membangun hubungan dekat dengan mereka. Cukuplah hubungan bisnis yang hanya mengenal kualitas produk. Namun ketika pelanggan itu adalah "wong cilik", rakyat biasa, atau orang-orang yang sering kita papasan di jalan/dalam sebuah pertemuan perlu untuk dibangun hubungan baik
5. Sikap dan Respon terhadap Pelanggan
Sangat erat kaitannya dengan karakter seseorang, karena terbentuknya sikap merupakan turunan atau bukti dari karakter. Sikap sendiri meliputi respon-respon, baik perilaku, ucapan yang dapat diamati oleh seseorang.
Seorang penyedia wifi hendaklah memiliki sikap yang ramah, sabar, jujur, atau sikap lainnya yang positif. Kalau dalam bahasa sederhana saya, orang yang bisa "NGEMONG" mereka. Ngemong dapat diartikan sikap yang berusaha membuat orang lain itu merasa aman, nyaman sehingga mereka mengalami apa yang namanya "kepuasan konsumen" kalau dalam istilah akademisnya.
Pelanggan yang mengeluh itu masih wajar, akan tetapi ketika ada pelanggan yang mengeluh disertai berbagai macam perilaku negatif lain terhadap wifi / diri kita, tentu itu menjadi beban. Lumrah dan bisa terjadi mengingat karakter pelanggan itu memang berbeda-beda.
Keluhan pelanggan yang disertai dengan ejekan, umpatan, serta kata-kata negatif terhadap kalian dapat mempengaruhi mental dan kondisi psikologis kalian. Misal dikatain ndak bermutu, ndak tanggungjawab, dll menjadi sebuah beban, tidak hanya tantangan. Belum lagi ketika mereka mulai menyebarkan berita bahwa wifi kalian itu lambat kepada orang lain, bisa drop tuh nama baik.
Maka, menghadapi orang-orang seperti itu perlu penanganan khusus dan perhatian yang lebih. Dari segi sikap, kalian harus bisa menjelaskan secara simpel kepada mereka. Alangkah baiknya temui mereka dan lakukan pembuktian langsung apakah benar-benar trobel atau tidak.
Kalian juga jangan sampai naik pitam, atau marah terhadap perilaku mereka. Ingatlah bahwa pelanggan adalah raja, sehingga kesadaran tentang bahwa mereka raja harus selalu ada dalam diri kalian. Sabarlah menghadapai mereka dengan memberikan respon yang positif, karena bagaimanapun respon positif dapat mempengaruhi sikap mereka pelan-pelan
6. Professionalitas
Dapat kalian tunjukkan dengan menunjukkan kemampuan ketika menghadapi keluhan dari pelanggan. Jangan sampai ketika datang untuk pembenahan kalian menunjukkan perilaku yang seolah-olah tidak bisa menanganinya. Kembali lagi faktor komunikasi dan kelincahan dalam menjelaskan sangat berperan disini.
Bergeraklah secepat mungkin ketika ada troubel, kalau perlu ketika kok wifi jarang dipakai, hubungi mereka dan tanyakan lancar tidaknya wifi. Rajinlah memantau sinyal, ketika sinyal mulai jelek, ccq, dll mulai ambyar datangilah mereka sebelum ada keluhan. Itu akan membangun penilaian yang sangat positif terhadap kalian beserta usahamu.
7. Empati terhadap pelanggan
Berkaitan kembali dengan karakter, namun di sini perlu saya jadikan point terpisah karena sangat penting. Sedikit cerita, dalam usaha saya yang masih kecil ini, saya memiliki yang namanya "dana sosial". Apa itu dana sosial?
Dana sosial dalam tafsir saya adalah sisihan hasil dari usaha yang digunakan untuk kebutuhan/kewajiban sosial. Misal ketika anggota keluarga pelanggan ada yang meninggal, maka saya sudah ada dana khusus untuk melayat. Bahkan, saya menyempatkan 1 hari untuk ikut tahlilan di tempat pelanggan.
Pada jangka waktu tertentu, saya memberikan bingkisan kepada pelanggan sebagai rasa syukur saya terhadap mereka. Terlepas dari penting tidaknya, akan tetapi kita semua tahu bahwa empati ini merupakan "celengan" atau "simpanan" kebaikan yang dicatat oleh Allah Swt. Potensi untuk ditolong oleh allah terhadap usaha kita tentu akan lebih tinggi, namun tidak perlu diniati kebaikan kita untuk meminta agar Allah membalas.
Faktanya, empati yang saya berikan membuat mereka membantu saya dalam pemasaran dan semakin puas dengan pelayanan yang saya berikan. Jangalah punya keyakinan bahwa segalanya tentang bisnis, bisnis, dan bisnis. Kita hidup, kita makan juga karena mereka yang bertahan dengan kita bro
.........pada akhirnya segala bentuk layanan yang diberikan bermuara pada kepuasan para pelanggan. Jikalau kalian fokus pada kepuasan mereka, maka otomatis kalian akan siap "tombok" atau secara umum lebih siap tanggungjawab kepada pelanggan meskipun harus merogoh goceng lagi.
...................Fokuslah pada kualitas pelayanan, hasil akan mengikuti..............
Comments