Berbeda dengan barbershop yang menjadi istilah ngetren di lingkup perkotaan, usaha cukur rambut masih menjadi sebutan umum di lingkup
pedesaan dan perkampungan. Namun, mulai ada pergeseran cukup signifikan dimana tukang cukur rambut di daerah kampung mulai memahami tentang fashion dan tren gaya rambut kekinian.
Jauh sebelum ada istilah tren gaya rambut, masyarakat desa memotong rambutnya dimotivasi oleh nilai-nilai budaya desa. Kalian perlu mengetahuinya, sebagai bahan untuk mengetahui degradasinya dengan masa kini.
1. Nilai Religiusitas
Pada faktanya, masyarakat desa beberapa masih tetap mempertahankan perilaku yang didasarkan pada religiusitas. Mereka memotong rambut dengan harapan untuk menunjukkan ketaatan kepada Allah dan menjalankan sunnah Nabi. Bahkan tidak sedikit pula, mencukurkan rambutnya di hari jum'at dalm rangka menjalankan kesunnahan.
2. Nilai Kepantasan
Ini berkaitan dengan pola budaya di masyarakat dan nilai yang diyakini bersama, sehingga muncul ukuran pantas atau tidak pantas. Banyak masyarakat kita masih memegang teguh sikap, dimana rambut panjang bagi seorang laki-laki itu tidaklah pantas. Alih-alih membuat rambut neko-neko demi mengikuti gaya hidup orang barat
3. Nilai Kesehatan
Nah ini, yang mungkin tidak semua orang memiliki keyakinan akan hubungan cukur rambut dengan kesehatan. Ada kepercyaan yang beredar di antara mereka, dimana mencukur rambut akan mengurangi beban pikiran dan kepala lebih terasa enteng. Kepercayaan ini masih bisa didapati pada orang-orang tertentu.
Rambut yang tidak cukur bisa sering jadi sarang tungai / serangga kecil yang membuat kepala merasa tidak nyaman. Namun masyarakat desa cenderung condong dengan apa yang namanya nilai kepantasan dan religiusitas dalam cukur rambut.
Apa Kaitannya dengan Promosi dan Pemasaran??
Ketiga nilai tersebut tentu akan sangat berpengaruh erat dengan cara efektif dalam memasarkan potong rambut di desa / kampung. Dari situ kita akan menarik garis dan menghubungkannya dengan strategi pemasaran terutama dalam hal kualitas pelayanan.
1. Kualitas Pelayanan yang perlu di miliki
Tidak bisa dipungkiri bahwa strategi pemasaran yang baik adalah kualitas pelayanan. Ini bukan sebagai metode langsung dalam memasarkan, tapi menjadi dasar agar pemasaran berjalan lancar karena efek dari pelayanan.
Gethok Tular atau Mulut ke Mulut
Lha inilah yang saya maksudkan, bahwa di masyarakat desa yang mayoritasnya sangat suka berkelompok, akan terjadi intensitas tinggi dalam hal pembicaraan. Tidak terkecuali membicarakan tentang lokasi cukur rambut yang ideal. Berikan pelayanan sebaik mungkin, agar pelangganmu dengan sukarela mereview atau memberikan cerita positif tentang cukur rambut kalian kepada orang lain
2. Temukan Label dan Citra positif dengan memberi nama usahamu
Perlu kalian tahu, sebuah simbol atau label positif dari masyarakat berasal dari proses yang berlangsung dalam waktu yang tidaklah singkat. Mereka membutuhkan pengalaman langsung serta info-info valid dari orang yang pernah mengalami.
Namun ada juga usaha pangkas rambut yang bisa cepat mendapatkan review positif,,contohnya adalah Potong Rambut Madura. Lho kok bisa??
Label postif / simbol positif ntah berupa "mutu, kualitas" bisa terjadi karena faktor sejarah dan kebudayaan atau kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat, kelompok, atau komunitas. Sebagai contoh, usaha orang madura biasanya cukur rambut, sate, rongsokan besi dan bubur kacang.
Secara langsung itu akan membuat label "tertentu" terhadap orang madura ketika menjalani usaha yang sudah sering dilakukan mereka. Tidaklah heran jika ada potong atau pangkas rambut orang madura, mereka selalu mengimbuhkan kata ajakan berupa "madura asli". Ini karena madura sudah lekat dengan potong rambut dan memiliki citra positif
3. Lokasi Strategis sebagai Tahap Awal membuka Usaha
Bagaimana jika kalian baru akan memulai usaha pangkas rambut?? bisakah langsung mendapat pelanggan ????
Salah satu yang cukup berpengaruh secara signifikan dalam menjaring pelanggan adalah lokasi. Sudah banyak para blogger membahas tentang lokasi strategis terkait dengan pemasaran. Namun, di sini saya akan lebih condong pada beberapa contoh dengan sedikit review berdasarkan pengamatan.
Pinggir jalan ramai
Ketika kalian baru membuka usaha pangkas rambut dan kalian belum memiliki label / simbol positif, kalian perlu mencari lokasi dengan beberapa kategori. Pertama, lokasi tersebut berada di pinggir jalan raya, atau jalan kampung dengan tingkat keramaian sedang. Jika terpaksanya tidak ada, jangan pernah mencoba usaha ini jika hanya dilakukan di rumah.
Sewa Ruko
Kalian harus merogoh modal lumayan untuk menyewa ruko atau bahkan membangun sendiri ruko untuk cukur rambut. kedua, kalian bisa juga memotong rambut di lokasi pasar tradisional. Tahu sendiri kan, masyarakat desa masih menggunakan hitungan "pahing, kliwon, legi, pon" untuk beraktifitas.
Pasar tradisional
Begitu juga pasar tradisional yang mungkin buka tiap pahing, atau legi. Kalian bisa buka cukur rambut disitu dan kalau bisa memiliki ruko yang berbeda-beda di berbagai pasar tradisional. Sehingga para konsumen akan datang biasanya pas pasaran saja.
Berjejer dengan warung atau sekalian buka warung
Nah ini juga cukup penting, dimana model usaha di masyrakat desa tidak hanya fokus pada 1 bidang. Dalam hal ini, cukur rambut sangat cocok disandingkan dengan usaha dagang / warung atau sekalian berjualan. Ini akan memancing masyarakat agar tahu bahwa di warung kalian juga melayani jasa cukur rambut.
4. Menjaga dan mempertahankan Nilai Estetika
Beberapa indikator terjaganya nilai estetika adalah sikap menjaga kerapihan dan kebersihan. Kebersihan apa yang perlu dijaga??
rambut yang berserakan di lantai, harus selalu disapu dan diletakkan pada karung atau tempat tertentu yang tidak dilihat langsung oleh para pelanggan. Seringkali ditemukan para penyedia jasa, menyepelekan hal ini dan rambut dibiarkan menumpuk di bawah kursi.
Dalam segi ruangan, usahakan ada ventilasi daengan lokasi yang tidak terlalu tertutup. ada kaca bening untuk tetap bisa melihat keluar. ini menjadi salah satu faktor psikologis dalam menumbuhkan kenyamanan para pelanggan
5. Personalitas yang "bermutu"
Beruntunglah bagi kalian yang memiliki personalitas sosial yang tinggi, dimana kalian sering bergaul dengan banyak orang. Mereka mengenalmu sebagai orang yang ramah, sumeh, dermawan dan murah senyum. Aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat, sehingga label "bermutu" selalu kalian sandang.
Usaha apapun di desa akan dilihat "siapa" yang menjalankan. Ketika label bermutu sudah kalian sandang, dengan mudahnya kalian akan mendapatkan pelanggan. Tentu dengan hal ini, kalian tinggal mempertahankan kualitas pelayanan agar mereka tetap mau berlengganan.
6. Gunakan Media Sosial sebagai bahan tambahan
Sedikit bisa membantu jika sasaran kalian adalah orang yang melek terhadap modernisasi. Gunakan media yang gratis seperti grup fb, wa, dan instagram. Rajinlah memfoto pelanggan dan unggah itu sebagai bukti bahwa kalian bisa mencukur rambut secara berkualitas.
Namun, jangan jadikan ini sebagai cara utama dalam memasarkan. Itu akan membuat kalian harus selalu "woro-woro" di media sosial, sehingga justru akan memberikan kesan bahwa cukur rambut kalian itu "kurang laku". Anggapan tersebut justru akan menajdi boomerang buat kalian, karena mereka akan menganggap bahwa usaha kalian kurang bisa berkualitas.
7. Peka Budaya, Peka Sosial dan Peka Modernisasi
Maksud dari kepekaan ini, kalian tahu apa yang harus kalian lakukan dalam menghadapi berbagai macam situasi. Misal kalian menghadapi pelanggan dengan berbagai macam karakter, kalian tahu bagaimana cara memperlakukan mereka dan mengimbangi pembicaraan mereka.
Jangan lupa, kalian juga harus paham tentang berbagai model pemotongan. Karena walaupun di Desa, tidak jarang dari mereka yang menuntut kalian untuk mengerti tentang fashion. Masa ya iya anak muda akan mengatakan "tipisin saja pak", mereka tentu akan meminta model tertentu kepada kalian bro.
Peka sosial juga bisa dicontohkan dengan kalian menyediakan majalah-majalah atau menyediakan tv minimal radio, agar pelanggan mendapatkan suasana tambahan dan hiburan. sediakan juga tempat duduk yang cukup untuk mereka antri cukur
8.Jangan Fokus Pada Strategi Pemasaran Melalui Media
Banyak sekali artikel yang memuat tentang strategi pemasaran yang memanfaatkan media sebagai alat untuk mendapatkan pelanggan. Itu bisa efektif dan bisa juga tidak tergantung dengan konteks sosial, budaya serta ekonomi.
Inti pemasaran dalam masyarakat desa / kampung kan "mulut ke mulut" karena memang cerita dari pelanggan ke masyarakat itu dianggap lebih valid, reliabel dan lebih menaikkan tingkat kepercyaan dari pada media. Belum lagi jika yang bercerita adalah seorang yang punya pengaruh besar, misal seorang lurah yang bercerita / mereview sebuah usaha cukur rambut.
Perlu diketahui juga, jika sasaran adalah para orangtua dan masyarakat sekitar, maka media menjadi sesuatu yang sebenarnya dapat menguras waktu, biaya dan pikiran. Lebih baik memfokuskan pada 1 atau 2 pelanggan namun berikan service dan pelayanan super terbaik kalian. Mereka akan secara otomatis mereview dan mempromosikan dengan sukarela
Comments